KITAB INILAH SERUAN KAMI

Inilah Seruan (dakwah) Kami dakwah SalafiyyahMuhammad Nashiruddin al-Albani (bahasa Arab: محمد ناصر الدين الألباني‎; lahir di Shkodër, Albania; 1914 / 1333 H – meninggal di Amman, Yordania; 2 Oktober 1999 / 21 Jumadil Akhir 1420 H; umur 84–85 tahun) adalah seorang ulama Hadits terkemuka dari era kontemporer (abad ke-20) yang sangat berpengaruh, dikenal di kalangan kaum Muslimin dengan nama Syaikh al-Albani atau Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, sebutan al-Albani ini merujuk kepada daerah asalnya yaitu Albania. Syaikh al-Albani adalah seorang ulama besar Sunni dan asli berdarah Eropa. Menelurkan banyak karya monumental di bidang hadits dan fiqh (fikih) serta banyak dijadikan rujukan oleh ulama-ulama Islam pada masa sekarang. Pernah menjadi dosen selama tiga tahun di Universitas Islam Madinah. Ia juga peraih Penghargaan Internasional Raja Faisal pada tahun 1999 atas karya-karya ilmiahnya.[4][5][6][7]
Shkodër, tempat kelahiran Al-Albani
Nama lengkapnya adalah Syaikh Muhammad Nashiruddin bin Nuh an-Najati al-Albani, nama kunyahnya adalah Abu Abdurrahman (anak pertamanya bernama Abdurrahman) dan akrab di telinga umat Islam dengan nama Syaikh al-Albani, sedangkan al-Albani sendiri adalah penyandaran terhadap negara asalnya yaitu Albania. Syaikh al-Albani dilahirkan pada tahun 1914 di Kota Askhodera (Shkodër), sebuah distrik pemerintahan di Albania. Ayahnya adalah seorang ulama di sana, yaitu al-Hajj Nuh an-Najati (Haji Nuh, nama lengkapnya: Nuh bin Adam an-Najati al-Albani). Haji Nuh adalah salah satu pemuka Mazhab Hanafi di Albania dan begitu ahli di bidang ilmu syar'i yang didalaminya di Istanbul, Ibu kota Kesultanan Ottoman.

Saat Ahmet Zog (Zog dari Albania) naik takhta. Maka semenjak itu menjadi maraklah gelombang pengungsian orang-orang yang masih teguh mengadopsi nilai-nilai keislamannya, salah satu dari orang-orang itu adalah keluarga Haji Nuh yang memutuskan untuk migrasi ke Damaskus, ibu kota Syria yang ketika itu masih menjadi bagian dari wilayah Syam, saat itu Syaikh al-Albani baru berusia sekitar 9 tahun.[6]

Syaikh al-Albani tumbuh besar dan memulai lembaran-lembaran hidupnya di kota ini, latar belakangnya adalah berasal dari keluarga yang miskin, meskipun begitu pendidikan agama tetap menjadi acuan utama dalam kehidupan keluarganya. Oleh ayahnya, al-Albani kecil dimasukkan ke sebuah sekolah setingkat SD (sekolah dasar), yaitu al-Is'af al-Khairiyah al-Ibtidaiyah di Damaskus, lalu ayahnya memindahkannya ke sekolah lain. Di sekolah keduanya inilah ia selesaikan pendidikan dasar formalnya. Ayahnya tak memasukkan dirinya ke sekolah tingkat lanjutan, karena Haji Nuh memandang bahwa sekolah akademik dengan kurikulum formal ternyata tidak memberikan manfaat yang besar. Namun bukan berarti tak sampai di sini saja, demi program pendidikan yang lebih kuat dan terarah, ayahnya pun membuatkan kurikulum untuknya yang lebih fokus. Melalui kurikulum tersebut, Syaikh al-Albani mulai belajar al-Qur'an dan tajwidnya, ilmu sharaf, dan fiqih melalui mazhab Hanafi, karena ayahnya adalah ulama mazhab tersebut. Selain belajar melalui ayahnya, tak luput pula Syaikh al-Albani belajar dari ulama-ulama di daerahnya. Syaikh al-Albani pun mulai mempelajari buku Maraaqi al-falaah, beberapa buku Hadits, dan ilmu balaghah dari gurunya, Syaikh Sa'id al-Burhaani. Selain itu, ada beberapa cabang ilmu yang lain yang dipelajarinya dari Imam Abdul Fattah, Syaikh Taufiq al-Barzah, dan lain-lain.

Membaca adalah hobi yang digandrunginya. Proses belajar terus dijalaninya seiring dengan usianya yang semakin dewasa, ayahnya pun juga membekalinya keahlian dalam hal pekerjaan untuk menjadi modal mencari nafkahnya kelak, yaitu keahlian sebagai tukang kayu dan tukang reparasi jam. Tukang kayu adalah profesi awalnya, kemudian ia mengalihkan kesibukannya sebagai tukang reparasi jam, yang mana Syaikh al-Albani sangat mahir dalam bidang ini sebagaimana ayahnya. Karena keahlian reparasi jamnya sangat terkenal, hingga julukan as-Sa'ti (tukang reparasi jam) pun tersemat kepadanya saat itu.

Salah karya beliau dapat anda dapatkan gratis adalah klik di sini  download
x
Share:

Kitab Minhajul Qashidin

Buku – Tagged "koreksi ihya ulumuddin" – Yufid Store Toko MuslimIhya Ulumuddin atau Al-Ihya merupakan kitab yang membahas tentang kaidah dan prinsip dalam menyucikan jiwa (Tazkiyatun Nafs) yang membahas perihal penyakit hati, pengobatannya, dan mendidik hati. Kitab ini merupakan karya yang paling terkenal dari Imam Al-Ghazali. Hanya saja kitab ini memiliki kritikan, yaitu meskipun Imam Ghazali merupakan seorang ulama namun dia bukanlah seorang yang pakar dalam bidang hadits, sehingga ikut tercantumlah hadits-hadits tidak ditemukan sanadnya, berderajat lemah maupun maudhu. Hal ini menyebabkan banyak ulama dan para ahli hadits yang kemudian berupaya meneliti, memilah dan menyusun ulang terhadap takhrij hadits yang termuat di dalam Ihya Ulumuddin. Di antaraulama ahli hadits yang menyusun ulang kitab hadits berdasarkan Ihya Ulumuddin ini adalah Imam Ibnul Jauzi dan Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi yang menulis kitab Minhajul Qashidin dan ikhtisarnya (Mukhtasar).[1]
a
Topik 
Kitab Ihya Ulumudin (احياء علوم الدين ) memiliki tema utama tentang kaidah dan prinsip dalam penyucian jiwa yakni menyeru kepada kebersihan jiwa dalam beragama, sifat takwa, konsep zuhud, rasa cinta yang hakiki, merawat hati serta jiwa dan sentiasa menanamkan sifat ikhlas di dalam beragama. Kandungan lain dari kitab ini berkenaan tentang wajibnya menuntut ilmu, keutamaan ilmu, bahaya tanpa ilmu, persoalan-persoalan dasar dalam ibadah seperti penjagaan thaharah dan salat, adab-adab terhadap al-Qur'an, dzikir dan doa, penerapan adab akhlak seorang muslim di dalam pelbagai aspek kehidupan, hakikat persaudaraan (ukhuwah), obat hati, ketenangan jiwa, bimbingan memperbaiki akhlak, bagaimana mengendalikan syahwat, bahaya lisan, mencegah sifat dengki dan emosi, zuhud, mendidik rasa bersyukur dan sabar, menjauhi sifat sombong, ajakkan sentiasa bertaubat, pentingnya kedudukan tauhid, pentingnya niat dan kejujuran, konsep mendekatkan diri kepada Allah (muraqabah), tafakur, mengingati mati dan rahmat Allah, dan mencintai Rasulullah S.A.W..

Minhajul Qashidin
Kitab Ihya Ulumuddin kemudian di teliti dan dikerjakan ulang oleh Imam Ibnul Jauzi (597 H) lalu hasil pengerjaannya tersebut diberi nama Minhajul Qashidin wa Mufidush Shadiqin. Usaha Ibnul Jauzi dalam melakukan pengerjaan ulang kitab terhadap Ihya Ulumuddin ini dianggap begitu penting dan kompeten. Karena selain Ibnul Jauzi memiliki kesamaan dengan Imam Al-Ghazali di dalam hal disiplin keilmuan yang dikuasai. Imam Ibnul Jauzi memiliki kelebihan penguasaan yang ahli terhadap ilmu hadits, baik dari sisi riwayah maupun dirayah; sanad maupun matannya. Pengerjaan ulang oleh Ibnul Jauzi berfokus kepada penelitian ulang derajat hadits-hadits yang ada, kemudian melakukan eliminasi terhadap hadits-hadits yang maudhu, dhaif dan mauquf dan kemudian dia gantikan dengan dalil yang shahih dan hasan, sehingga didapatkan sebuah kitab yang kokoh sebagai pegangan.

Berkata Ibnul Jauzi tentang latar belakang dan metode penyusunan kitabnya: "Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali memiliki beberapa kekurangan yang hanya pakar/ahli ilmu (hadits) yang menyadarinya (mengenalinya), seperti pada riwayat yang disandarkan kepada Nabi S.A.W. namun ternyata maudhu atau tidak shahih. Oleh karena itu, aku menyusun sebuah buku yang terbebas dari masalah tersebut tadi, dengan tetap mempertahankan keutamaan (kebaikan) dari kitab aslinya (Al-Ihya). Dalam kitabku ini, aku bersandar hanya pada riwayat yang asli dan terkenal, dan aku hilangkan atau tambahkan dari kitab aslinya (Al-Ihya) apa yang dirasa perlu."[2]

Mukhtasar Minhajul Qashidin
Kitab Minhajul Qashidin merupakan sebuah kitab yang cukup tebal, sehingga mungkin tidak setiap kalangan mau dan mampu memanfaatkannya dengan baik. Kemudian kitab tersebut dibuat ringkasannya oleh Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi.

Bila dahulu Imam Ibnul Jauzi fokus kepada penelitian hadits-haditsnya, kitab mukhtasar ini sesuai dengan namanya, bertujuan kepada peringkasan dan membuat intisari dari kitab sebelumnya agar lebih ringkas, teratur, dan mudah dipahami. Juga ditambahkan penjelasan serta tambahan faedah yang diperlukan. Sehingga menjadi sebuah kitab yang mudah bagi para pelajar maupun masyarakat awam untuk memanfaatkannya.[3]

Ibnu Qudamah berkata tentang latar belakang dan metode penyusunan kitabnya: "Ketika aku membaca kitab Minhajul Qashidin karya Ibnul Jauzi, aku merasa bahwa kitab ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Jadi aku memutuskan untuk membacanya sekali lagi dengan tujuan untuk menyerap makna yang lebih dalam. Setelah membacanya untuk kedua kalinya, kekagumanku atas buku ini semakin bertambah. Aku mendapatinya begitu terstruktur dan aku ingin untuk memfokuskan pada poin-poinnya yang penting dan obyektif. Demi menempuh hal itu, aku tinggalkan beberapa topik, yang sudah banyak terdapat dalam kitab-kitab yang terkenal. Juga aku tidak menyusunnya sesuai urutan kitab aslinya, lalu aku tambahkan pula catatan tambahan yang diperlukan seperti hadits dan komentar".[2] (sumber wikipedia)

mau ebooknya klik ....

semoga bermanfaat
x
Share:

Sunnah Rosululloh Sehari Hari

Sudah selayaknya seorang muslim untuk mengikuti segala perilaku dari Rasulullah SAW. Walaupun hukumnya tidak wajib, tapi ada kemuliaan bagi mereka yang melakukan sunnah Nabi Muhammad SAW. Apalagi bagi umat muslim, syafaat dari beliau adalah suatu hal yang dinantikan. 
Tapi jika berbicara tentang sunnah, biasanya seseorang akan berpikir akan hal – hal berat yang harus dilakukan. Padahal banyak amalan sunnah ringan yang bisa dilakukan sehari – hari. Tapi walaupun ringan, amalan – amalan ini tidak boleh diremehkan begitu saja. Bisa jadi dari amalan sunnah ringan yang kita lakukan menjadi sebab turunnya Rahmat Allah SWT. 

Penasaran apa saja sunnah ringan yang bisa kita lakukan tiap hari? Nih beberapa diantaranya bisa Anda lihat di bawah ini. 

Bangun Lebih Awal
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah bangun lebih awal, yaitu sebelum waktu subuh tiba. Mungkin hal ini terasa berat jika belum terbiasa, padahal bangun pagi itu bukanlah hal yang susah. Rasulullah SAW mencontohkan untuk tidak tidur terlalu malam selepas sholat Isya.  Sedangkan manusia normal tidak akan bisa untuk tidur terlalu lama. Dengan tidur lebih awal, Anda akan bangun lebih awal dengan sendirinya. 

Jadi yang harus diubah hanya kebiasaan tidur Anda. Mudah bukan? 

Tersenyum
Salah satu sunnah yang bisa dilakukan setiap saat adalah dengan memberikan senyuman. Bagi seorang muslim, hendaknya menemui saudara sesama muslim dengan wajah yang ceria. Tapi jaga senyum Anda ketika menemui mereka yang bukan muhrim. Daripada tersenyum, akan lebih baik jika Anda menundukkan pandangan. 

Menggunakan Siwak
Salah satu benda yang tidak pernah tertinggal dan selalu dibawa Rasulullah kemanapun ia pergi adalah siwak. Ya, benda sederhana seperti siwak ternyata mempunyai keutamaan jika digunakan untuk beribadah. Salah satu contohnya, sholat 2 rokaat dengan bersiwak dianggap setara dengan sholat 70 rokaat tanpa bersiwak. 

Kalau dilihat dengan harga siwak yang relatif murah, mungkin Anda bisa membeli beberapa siwak untuk keperluan ibadah sehari – hari. Anda bisa menempatkan 1 di rumah, 1 di tas, dan mungkin 1 di kantor agar selalu sempat menjalani amalan ini. 

Jangan lupa juga untuk membaca niat sebelum bersiwak. Berikut adalah bacaan dari niatnya:

“Nawaitul istiyaaka sunnatan lillahi ta’aalaa”

Berbicara Baik atau Diam
Sebagai seseorang dengan akhlak yang mulia, tidak ada satupun kata yang tak pantas keluar dari lisan Rasulullah SAW. Oleh karenanya, seorang muslim disunnahkan untuk selalu berkata baik dan atau diam ketika ada keinginan berkata buruk.

Tidur Menghadap Kanan
Salah satu sunnah yang paling mudah dilakukan adalah membiasakan cara tidur sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Seperti yang telah dijelaskan pada hadits berikut.

“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu,” (HR Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)

Makan dan Minum Sambil Duduk
Hal sederhana seperti makan dan minum juga bisa menjadi amalan sunnah lho.  Dengan mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasulullah, yaitu makan dan minum dengan duduk. Dan juga jangan lupa untuk membaca doa sebelumnya. Sekurang – kurangnya, ingatlah untuk membaca basmalah sebelum makan dan minum.

Mengucap Salam Ketika Masuk Rumah
Mengucap salam ketika masuk rumah adalah sebuah hal sederhana yang bisa berpengaruh pada kehidupan Anda di rumah. Terlebih jika kembali ke rumah dalam keadaan tak berpenghuni. Ada setan yang menghuni rumah ketika tidak ada penghuninya. Untuk mengusirnya, Anda cukup membaca basmalah ketika masuk dan mengucapkan salam. Akan lebih baik lagi Anda mengucap salam di setiap ruangan yang ada. 

Dengan mengucap salam, setan tersebut akan terusik dan meninggalkan rumah tersebut, sehingga suasana rumah akan jauh lebih tenang tanpa gangguan setan. 

Ketujuh hal di atas adalah bentuk amalan sunnah yang mudah untuk dikerjakan sehari – hari. Yuk kita penuhi hari – hari kita dengan sunnah Rasulullah SAW. InsyaAllah segala sesuatu yang kita kerjakan di setiap harinya akan mendapatkan keberkahan.  Wallahu a’lam bish-showab.(sumber Pergiumroh.com)

Mau ebooknya klik download
Share:

SOAL JAWAB AQIDAH Karya : SYEIKH MUHAMMAD JAMIL ZAINU


Royalty-Free Kitab-kitab Islam Stock Images, Photos & Vectors ...Muhammad bin Jamil Zainu lahir di Aleppo, Suriah pada 1925 (1344 H). Awalnya dia mengikuti Thariqah Shufiyyah Shadhili dengan mazhab fiqh Hanafi namun kemudian meninggalkannya menuju manhaj Salaf.[3][4] Pada usia 10 tahun ia masuk sebuah sekolah asrama selama 5 tahun, di mana ia menjadi penghafal Al-Qur’an di usia belasan tahun. Setelah hafal Al-Qur’an dia mempelajari tafsir, fikih Hanafi, nahwu dan sharaf, sejarah Islam, hadits, fisika, kimia, matematika, bahasa Prancis dan lain-lain di Al Kulliyah Asy Syar’iyah At Tajhiziyah. Dia kemudian melanjutkan kuliah forensik di Universitas Aleppo dan menjadi pengajar. Pada tahun 1948 M dia menyelesaikan studi-nya dan memperoleh ijazah. Tahun itu juga diterima pada program pengutusan pengajar yang diadakan Al Azhar tetapi tidak dapat mengikutinya karena gangguan kesehatan. Akhirnya dia mengajar di Darul Mu’allim hingga kurang lebih 29 tahun. Setelah itu dia pindah untuk mengajar di Masjidil Haram di Mekkah yakni ketika melaksanakan umrah, dia berkenalan dengan Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz. Dari perkenalan itu dia ditunjuk oleh Syaih bin Baz untuk mengajar di Masjidil Haram selama musim haji. Tugas mengajar ini tidak hanya sampai di sini. Setelah musim haji berakhir, Syaikh mengirim dia ke Yordania dan tinggal di kota Ramtsa tepatnya di Universitas Shalahuddin. Di sini dia merangkap sebagai imam. khatib, dan guru al-Qur’an. Selanjutnya ia pergi ke Yordania untuk berdakwah, disana ia menjadi seorang Imam, guru dan pengkhotbah yang berpengaruh.[1][5] [6] Bulan Ramadhan tahun 1400 H, dia diminta oleh salah seorang pelajar dari Darul Hadits Khairiyah Mekkah untuk mengajar di sekolah tersebut karena mereka sedang membutuhkan tenaga pengajar, terutama untuk ilmu hadits. Setelah menghubungi kepala sekolah dan juga atas tazkiyah yang diberikan oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, dia mengajar di sekolah tersebut dengan materi tafsir, tauhid, Al Qur’an, dan pelajaran-pelajaran lain.
Di sekolah inilah dia mulai menulis risalah-risalah kecil yang ringkas dan diterjemahkan ke beberapa bahasa, antaranya bahasa Inggris, Prancis, Benggali, Indonesia, Turki, Urdu, dan lain-lain. Risalah-risalah yang berjumlah kurang lebih 20 buah ini dia kumpulkan lalu diberi judul judul Silsilah At Taujihat Al Islamiyah. Beberapa di antaranya telah dicetak sampai ribuan eksemplar. Ada juga yang dibagi cuma-cuma.[7] Kemudian menjadi pengajar disana selama bertahun-tahun hingga wafatnya pada hari Jum'at (29 Syawal 1431 H / 8 Oktober 2010) dan disholatkan di Masjidil Haram, Mekah[8].

Karya-karyanya
Karena gaya penulisannya yang sederhana, buku-bukunya memperoleh popularitas di dunia Islam, terutama di negara-negara Barat. Dia menggunakan sumber-sumber asli saat menulis buku, itulah sebabnya karyanya secara luas diakui dihargai oleh para sarjana, umumnya di dunia Islam.[6] Di antarakarya-karyanya yang paling terkanal adalah:
Minhajul Firqotin Najiyah (Jalan Golongan Yang Selamat), sebuah kitab manhaj.
Kuntu Naqsyabandiyan (Aku dulu penganut Tarekat Naqsyabandi)
Kayfa ihtidaytu ilat Tauhid (Bagaimana aku mendapat hidayah kepada Tauhid)
Bimbingan Islam bagi Pribadi dan Masyarakat, buku ini biasa dibagikan bagi jamaah haji Indonesia.
Kayfa Nurabbi Auladana (Bagaimana mendidik anak-anak kita), kitab tentang pendidikan anak.
Nida'un ilal murabbiyin wal Murabbiyat (Sebuah panggilan untuk para pendidik), kitab tentang pendidikan bagi para pendidik.
Asy-Syama’il Muhammadiyah, kitab sirah Nabi (WIKIPEDIA}
Semoga bermanfaat
Share:

IBNU MAJAH ZIP

Pengetahuan Agama Islam: Biografi Singkat Sunan Ibnu Majah
Ibnu Majah dengan nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Quzwaini . Ia dilahirkan pada tahun 207 Hijriah dan meninggal pada hari selasa, delapan hari sebelum berakhirnya bulan Ramadan tahun 275.[butuh rujukan] Ia menuntut ilmu hadis dari berbagai negara hingga dia mendengar hadis dari madzhab Maliki dan Al Laits. Sebaliknya banyak ulama yang menerima hadis dari dia. Ibnu Majah menyusun kitab Sunan Ibnu Majah dan kitab ini termasuk dalam kelompok kutubus sittah (lihat di bagian hadis). Menurut penyusun (Ibnu Hajar) ulama yang pertama kali mengelompokkan atau memasukkan Ibnu Majah kedalam kelompok Al Khamsah itu adalah Abul Fadl bin Thahir dalam kitabnya Al Athraf, kemudian Abdul Ghani dal kitabnya Asmaur Rijal.

Membaca kitab kitab ulama jaman dahulu dan juga sudah direkendasikan para ahli untuk menjadi rujukan para penuntut ilmu tentunya sangat menarik bila kita mempunyai kitabnya sayang ya kitab kitab tersebut agak susah memperolehnya tapi jangan kawatir ada versi ebooknya gratis untuk anda semua.

download di sini Kitab Ibnu Majah ZIP

Semoga bermanfaat
Share:

Kitab Fathul Bari

Gambar imam al bukhariFathul Bari (Arab: فتح الباري‎) atau lengkapnya berjudul "Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari" adalah Kitab yang sangat penting kedudukannya pada kalangan ahlussunnah[1][2][3] yang dikarang oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani. Kitab ini sangat masyhur dan telah dijadikan rujukan oleh kaum Muslimin baik dikalangan santri maupun muslim awam, karena merupakan Kitab Penjelasan (Syarh) dari kitab Shahih Bukhari. Penyusun kitab ini membutuhkan waktu hingga 25 tahun untuk menyelesaikannya, ia mulai mengerjakannya sejak tahun 817 H ketika itu ia berumur 44 tahun dan diselesaikannya pada bulan Rajab 842 H.[4] Mukadimah kitab ini berjudul Hadyus Sari, mencakup 10 pasal yang digunakan sebagai landasan untuk memahami isi kitab Fathul bari.

Kedudukannya
17 jilid Kitab Fathul Bari beserta 2 jilid kitab mukadimahnya, Hadyus Sari. Cetakan Dar Taybah li Nasyr wat Tawzi'
Mengikuti Kitab Shahih Bukhari, Kitab Fathul Bari ini memiliki kedudukan yang tinggi. Di antara hal-hal yang menyebabkannya adalah sebagai berikut:

Penulisnya adalah dua orang Ulama yang pakar di bidangnya
Kitab ini mempertemukan dua ulama terbaik di bidang hadis yang keilmuan keduanya telah diakui kompetensinya dikalangan umat Islam. Yaitu Imam al-Bukhari, yang digelari dengan Amirul Mukminin dalam bidang hadis; dan Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani, yang digelari al-Hafizh. Gelar al-hafizh bagi seorang ahli hadis hanya disematkan kepada yang mampu menghafal 100.000 hadis, baik Sanad maupun matannya. Karya besar dia selain Fathul Bari adalah Bulughul Maram min Adillatil Ahkaam,

Menggabungkan dua kitab monumental
Kitab hadis ini dianggap monumental juga karena kitab ini menggabungkan dua karya terbaik dalam bidang hadis. Kitab Asal (Matan) kitab ini, yaitu Shahih Al-Bukhari, telah diterima oleh semua kalangan umat Islam. Mereka menyebut Shahih Bukhari sebagai kitab yang paling shahih setelah al-Qur-an dan diposisikan teratas daripada kitab-kitab hadis lain. Maka kitab syarhnya sangat diperlukan untuk dapat memahami makna-makna yang terkandung di dalam Sahih Bukhari secara benar dan mendalam. Dan syarah terbaik untuk kitab Shahihul Bukhari, adalah kitab Fathul Bari ini.

Metode penyusunan
Fathul Baari merupakan kitab paling paripurna dalam syarah hadis sehingga segala hal berkaitan dengan syarah hadis hampir semuanya didapatkan di sini. Sehingga para ulama memujinya:“Laa hijrata ba’dal Fathi" (Tidak perlu ber-hijrah ke kitab Hadis lain selama ada Fathul Bari")[5]. Pembahasan masalah yang ditinjau dari ilmu bahasa; definisi masing-masing istilah secara lughawi (etimologi) dan syar’i (terminologi), perbandingan redaksi riwayat-riwayat, penjelasan kaidah ushul fiqih, pengungkapan keterangan ilmu hadis: sanad dan matannya, hingga pelajaran penting dan hikmah hadis.

Mukadimmah Kitab Fathul Bari diberi judul Hadyus Sari yang mencakup 10 pasal.


Semoga bermanfaat.......donlot di sini  download
Share:

Ringkasan Kitab Hadist Shahih Imam Bukhari

Jual Ringkasan Shahih Bukhari di lapak Toko Buku Arifa therazbukuKitab Shahih Bukhari merupakan kitab (buku) koleksi hadis yang disusun oleh Imam Bukhari yang hidup antara 194 hingga 256 hijriah. Kitab ini juga dikenal dengan al-Jami al-Musnad as-Sahih al-Mukhtasar min Umur Rasulilah SAW wa Sunanihi wa Ayyamihi.[1]

Koleksi hadis ini di kalangan muslim Sunni adalah salah satu dari yang terbaik karena Bukhari menggunakan kriteria yang sangat ketat dalam menyeleksi hadis. Ia menghabiskan waktu 16 tahun untuk menyusun koleksi ini dan menghasilkan 2.602 hadis dalam kitabnya (9.802 dengan perulangan).

Imam Bukhari tidak menjelaskan secara gamblang metode seleksi hadis yang dipakai dalam menyusun kitabnya. Namun dilihat dari hadis-hadis yang dicantumkan dalam Shahih Bukhari dan dari pernyataan beliau dalam kitabnya yang lain, at-Tarikh al-Kabir, maka para ahli hadis menyimpulkan sebenarnya ada dua syarat:

Kualitas Rijal al-Hadis (para perawi hadis). Dalam masalah ini, Imam Bukhari hanya memilih hadis yang status perawinya tidak dikomentari jelek oleh para pakar hadis. Utamanya dalam hadis yang berkaitan dengan akidah atau dasar Islam. Kalaupun ada, tetapi komentar itu tidak berpengaruh. Sedangkan Imam Muslim juga mencantumkan hadis yang status perawinya diperselisihkan. Inilah alasan Shahih Bukhari lebih utama dari Shahih Muslim.
Ittishal as-Sanad (ketersambungan sanad [perawi hadis]). Sedangkan dalam masalah ini, Imam Bukhari menekankan murid mendengar langsung dari gurunya atau paling tidak bertemu walaupun hanya sekali. Beliu tidak mencantumkan hadis mu'an'an (hadis yang di dalamnya ada perawi tidak dikenal). Kecuali jika berasal dari seorang perawi yang terbukti secara kuat telah mendengar dari gurunya. Sedangkan Imam Muslim tidak menetapkan syarat seketat ini( sumber wikipedia).

Semoga Bermanfaat

Link donlot download
Share:

RADIO DAKWAH

Recent Posts

Pages